Tipologi dan Kesemestaan Bahasa
1. Apa yang dimaksud dangan pernyataan bahwa tipologi bahasa itu bisa sinkronik atau diakronik. Beri contoh.
Tipologi linguistik dapat bersifat sinkronis, yaitu perbandingan bahasa-bahasa yang ada pada masa yang sama, atau diakronis, yaitu perbandingan bahasa-bahasa pada berbagai tahap perkembangan sejarahnya.
Contoh tipologi sinkronik adalah perbandingan struktur tata bahasa antara bahasa Jawa dan bahasa Sunda pada saat tertentu, misalnya ketika zaman kerajaan majapahit.
Contoh tipologi diakronik adalah evolusi dan perkembangan ejaan bahasa Indonesia dari zaman dahulu hingga saat ini. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu yang mengalami pembaruan atau modernisasi dalam kosakata, penulisan, dan pengucapan. Tata bahasa Indonesia berkembang pesat, dimulai dari Ejaan Van Ophuijesen hingga Ejaan Yang Disempurnakan V saat ini.
2. Apa kaitan tipologi bahasa dengan linguistik historis?
Tipologi bahasa adalah cabang linguistik yang membandingkan bahasa berdasarkan fitur, sementara itu linguistik historis atau diakronik linguistik mengkaji bagaimana berkembang sepanjang waktu. Dari definisi ini bisa dilihat bahwa kedua bidang ilmu ini saling berkaitan. Ketika mempelajari perkembangan bahasa dari waktu ke waktu, hal ini tentu termasuk mengkaji sejarah bahasa tersebut termasuk perubahan fitur bahasanya seperti fonetik dan morfologinya.
3. Apa yang dimaksud dengan language isolates? Adakah contoh bahasa tersebut di bahasa nusantara?
Language isolates adalah bahasa-bahasa yang tidak memiliki hubungan genealogis dengan bahasa lain. Contohnya adalah bahasa Korea, Ainu, dan bahasa Basque.
Untuk konteks nusantara Indonesia, bahasa Enggano dapat dianggap sebagai salah satu contoh bahasa isolat. Hal ini dikarenakan oleh belum adanya kesimpulan yang menyatakan bahwa bahasa Enggano termasuk ke dalam rumpun bahasa Austronesia atau tidak.
4. Berikan contoh pidgin dan creole di konteks nusantara. Mengapa bahasa-bahasa tersebut tidak dikelompokkan sama seperti bahasa Indonesia, Sunda atau Jawa?
Contoh pidgin dan creole dalam konteks Indonesia adalah bahasa Melayu Ambon yang merupakan ragam bahasa Melayu yang tercampur dengan bahasa daerah Ambon dan dipengaruhi oleh unsur-unsur bahasa Belanda dan Portugis.
Bahasa Melayu Ambon tidak dikelompokkan sama seperti bahasa Indonesia adalah karena bahasa Melayu Ambon merupakan creole yang berkembang dari pidgin, yang merupakan campuran dari berbagai bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi oleh beberapa penutur bahasa yang berbeda (penutur bahasa asli Ambon, penutur bahasa pendatang: Melayu, Belanda, Portugis). Sementara itu, bahasa Indonesia merupakan suatu bahasa tersendiri yang disepakati digunakan sebagai bahasa pengantar oleh penutur berbagai bahasa yang berbeda.
Referensi
Fachruliansyah, I. (2019, September 30). Suku Bangsa Enggano dalam Perdebatan Rumpun Bangsa dan Bahasa Austronesia: Suatu Tinjauan Antropologis. , 40(1). https://doi.org/10.7454/ai.v40i1.10762
Moro, F R. (2011, November 1). Dynamics of Ambon Malay: Comparing Ambon and the Netherlands. https://www.lotpublications.nl/Documents/422_fulltext.pdf
Velupillai, V. (2012, July 31). An Introduction to Linguistic Typology. https://doi.org/https://doi.org/10.1075/z.176
0 Comments:
Post a Comment