Welcome Benvenuto Assalamualaikum Bienvenue Selamat Datang hua-nyíng-gua-nglín Willkommen Bienvenido Sugeng-Rawuh hwangyong-hamnida Wilujeung-Sumping Welkom Velkommen Aloha Salamaik-Datang Sawasdee
Showing posts with label liverpool fc. Show all posts
Showing posts with label liverpool fc. Show all posts

Monday, 20 January 2025

Last Minute Goals are Always Fascinating!


Sudah lama rasanya tidak menulis tentang Sepakbola dan pekan ini Liga Premier Inggris sudah memasuki pekan ke-22. Sebagai pendukung Liverpool sejak zaman old, hasil matchday 22 ini terasa cukup melegakan sekaligus menyenangkan. Kenapa?

Hasil dari Liverpool sendiri di pekan ke-22 ini. Liverpool menang secara dramatis di kandang Brentford, Gtech Community Stadium. Setelah bermain selama 90 menit, Liverpool belum berhasil membobol gawang Brentford yang dijaga oleh kiper asal Belanda, Mark Flekken, meski melepaskan 35 tembakan ke gawang. Di saat perpanjangan waktu, akhirnya Drawin Nunez berhasil menyarangkan bola ke gawang hasil umpan dari Trent Alexander-Arnold. Gol ini disambut meriah oleh seluruh pendukung Liverpool. Nunez kembali berhasil mencatatkan namanya di papan skor lewat sebuah serangan balik cepat dan menutup pertandingan menjadi 2-0 untuk keunggulan tim tamu. Kemenangan ini tentu disambut meriah oleh para pendukung karena tahun 2025 ini Liverpool masih belum meraih kemengan. Di Liga Premier, hasilnya adalah dua kali imbang, termasuk ketika menghadapi Manchester United di Anfield. Memang, kemenangan di menit akhir selalu memberikan rasa kebahagiaan berlebih. Siapa pun lawannya. What a match.

Hasil positif Liverpool ini terasa lebih manis karena pada pertandingan selanjutnya, pesaing terdekat Liverpool, Arsenal, gagal mengalahkan tamunya, Aston Villa, meski sempat unggul 2 gol terlebih dahulu. hasil ini membuat jarak keduanya kembali menjadi enam poin dengan Liverpool masih menyimpan satu pertandingan lebih. Situasi seperti ini tentunya membuat pendukung Liverpool kembali optimis karena di beberapa forum, pendukung Liverpool tampak mulai turun kepercayaandirinya melihat hasil di awal 2025 ini. Trauma masa lalu begitu kuat terlihat. Fakta sejarah memang menunjukkan bahwa Liverpool hanya berhasil sekali, dari tujuh kesempatan, keluar sebagai kampiun setelah memimpin di paruh musim. Melihat sisa pertandingan musim ini, memang cukup mendebarkan. Liverpool masih harus tandang ke Etihad Stadium, Stamford Bridge, dan juga Villa park. Sementara itu, partai mengahdapi Arsenal di Anfield tentu juga tidak akan mudah.

Selain itu, melihat hasil beberapa pekan belakangan, sepertinya Manchester City juga sudah kembali on the track. Kemenangan beruntun skuad asuhan Pep Guardiola akhir-akhir ini sudah menempatkan mereka di posisi ke-4 di klasemen sementara. Berdasarkan pengalaman, City memang selalu ngebut di paruh kedua kompetisi. Tak jarang mereka menang beruntun, kemudian merapatkan jarak poin dengan pimpinan klasemen, dan menikung di pekan-pekan akhir liga. Hal ini mesti diwaspadai oleh Liverpool. Mumpung jarak poin dengan City cukup jauh, Liverpool tidak boleh kendor apalagi melawan tim-tim yang secara statistik bisa mereka kalahkan dengan mudah. Beberapa tim sudah mengetahui cara menghadapi Liverpool. Mereka seringkali membiarkan Liverpool menguasai boleh lalu menumpuk pemainnya di daerah sendiri atau terkenal dengan pendekatan low block. Liverpool sudah harus punya cara menghadapi tim dengan taktik seperti ini. Ketika menghadapi Nottingham Forest musim ini, Liverpool sangat kesulitan meskipun menguasai jalannya pertandingan. Beruntung hal tersebut tidak terjadi ketika menghadapi Brentford.

Hal lain yang membuat pendukung Liverpool sumringah pada pekan ini adalah kekalahan Manchester United atas Brighton Hove & Albion. Bagaimanapun, MU adalah musuh abadi The Reds, sehingga hasil yang mereka peroleh juga sedikit banyaknya memengaruhi mood pendukung Liverpool. Bajkan di beberapa forum ada harapan begini, "Alangkah indahnya jika musim ini Liverpool juara liga dan MU terdegradasi ke Championship Division." Hahahaha. Sungguh harapan di luar nalar. Namun jika itu terjadi, sungguh sesuatu yang membahagiakan. Memang, di dunia sepak bola ini, ada dua hal yang membuat kita bahagia. Pertama, tim kita menang, dan kedua, rival abadi kita kalah.

Kemenangan pertama Liverpool di tahun 2025 ini memang begitu diharapkan sekaligus menjaga asa untuk menjuarai semua kompetisi yang diikuti, terutama Liga Premier. Liverpool memang masih memiliki peluang di semua kompetisi. Di Liga Inggris, di pekan ke-22 ini, masih bertenger di puncak klasemen. Di Piala Liga, mereka sudah berada di Semi Final, meski kalah di leg pertama melawan Spurs. Namun, masih ada leg ke-2 awal Februari nanti yang mana pertandingan tersebut akan diselenggarakan di Anfield. Di Piala FA pun mereka masih bertahan, dan akan menghadapi tim dari kasta lebih rendah, Plymouth Argyle FC, pada putaran keempat Februari nanti. Di Eropa pun begitu. Liverpool masih nyaman di posisi pertama dan sudah dipastikan lolos ke putaran gugur. Peluang Liverpool untuk menggondol juara di semua ajang tersebut sangatlah besar.

Namun, Liverpool sendiri mesti berhati-hati. Berlarut-larutnya kejelasan kontrak Mo Salah, Trent Alexander-Arnold, dan Virgil van Dijk tentu bisa mengganggu. Ketiga pemain kunci tersebut memang belum melakukan perpanjangan kontrak. Alih-alih, rumor yang beredar malah santer menyebutkan mereka akan berlabuh di klub lain musim depan. Meskipun belum ada perjanjian pra-kontrak, Trent Alexander-Arnold dikabarkan sudah dekat dengan Real Madrid. Mo Salah pun gencar diisukan akan pindah ke Liga Arab Saudi. Hal-hal non-teknis seperti ini seharusnya tidak boleh mengganggu langkah Liverpool di berbagai kompetisi yang mereka ikuti, terutama Liga Premier.

Sebagai fans, saya tidak ada masalah jika kehilangan ketiganya sekaligus musim depan. Liverpool adalah klub besar yang tidak bergantung pada satu-dua pemain. Liverpool harus bisa bermain dengan siapa saja. Lagi pula, kehilangan pemain bintang seperti ini bukanlah hal pertama. Dulu Liverpool pernah ditinggal McManaman secara gratis ke Real Madrid. Kemudian Robbie Fowler juga meninggalkan klub di 2002 lalu. Ada Michael Owen, Philippe Coutinho, Fernando Torres, Luis Suarez, dan banyak lagi. Namun Liverpool tetaplah Liverpool. Badge di dada lebih "besar" dibandingkan dengan nama di punggung. Pemain besar keluar masuk, namun Liverpool tetap di jalurnya sebagai salah satu klu besar yang ada saat ini. Jadi, jika ketiganya tidak lagi bermain musim depan di Liverpool, saya tetap yakin Liverpool akan mendapatkan penggantinya, dan akan tetap menjadi tim yang akan bersaing menjadi juara di kompetisi apa pun yang mereka ikuti.

Hal ini tentu sangat dipengaruhi oleh kepintaran pelatih. Ya, Arne Slot yang baru bergabung di musim ini membuat semua pendukung Liverpool terkjut dan tidak menyangka hasilnya akan secepat ini. Slot datang menggantikan Jurgen Klopp yang telah 8 musim menangani Liverpool. Tentu ini merupakan sebuah beban yang sangat berat. Di era Klopplah Liverpool berhasil juara Liga Premier setelah 30 tahun. Klopp juga berhasil memenangkan semua piala yang mungkin diraih. Liga Champion, Super Cup, FA Cup, Carabao Cup, Club World Cup, dan Charity Shield. Memang sedikit disayangkan, ketika Liverpool gagal di Final UEFA Europa League musim 2015/2016 atau musim pertama Klopp bertugas. Kalau tidak, tentu hal tersebut akan melengkapi koleksi piala Liverpool di bawah Klopp. Jadi, tugas melanjutkan Klopp memang sangat berat bagi Slot. Terlebih, Liverpool sangat tidak aktif di jendela transfer musim panas lalu. Mereka hanya mendatangkan Federico Chiesa di menit-menit akhir. Itu pun kondisi Chiesa tidak terlalu prima. Namun, berkat strategi yang jitu dari Slot dengan memanfaatkan pemain yang ada dan merubah sistem bermain, membuat Liverpool menjadi hebat seperti sekarang.

Pada akhirnya, pendukung Liverpool sangat berharap tim kebanggaan mereka ini berhasil menjuarai kompetisi yang mereka ikuti, setidaknya Liga Premier. Jarak poin yang cukup jauh, masih menyimpan sisa laga di tangan, dan kondisi pesaing yang sedang angin-angin membuat kansnya begitu besar. Jika masih tidak juara liga musim ini, entah butuh berapa lama lagi atau kondisi seperti apalagi yang bisa membuat tim ini juara. Mudah-mudahan dengan segala kondisi saat ini, Liverpool berhasil juara, setidaknya di Liga Inggris. Semoga. YNWA.


Share:

Wednesday, 2 May 2007

AWESOME REDS ARE GOING TO ATHENS

Liverpool are through to the Champions League Final in Athens after they produced an awesome performance to overturn Chelsea's first leg lead and win Tuesday's Semi Final on penalties on a glorious night at Anfield. The Reds sealed their place in the final against either Manchester United or AC Milan after Daniel Agger's first half leveller had taken them into extra time and then penalties. And they beat Chelsea 4-1 on penalties with Pepe Reina the hero saving three of Chelsea's spot kicks.

It was a cruel way to go out for Chelsea, but on the balance of chances Liverpool deserved their win because they were the ones who had come closest and controlled most of an epic 120 minutes.

It wasn't just on the pitch that this battle was won. The Anfield atmosphere was simply breathtaking. You could search far and wide and still not find a support to match it. No one does scarves and flags like Liverpool and, combined with the noise; it presented a wall of power that drove the players on to a fantastic prize.

And it will be Liverpool's second European Cup Final in just three years, a throw back to the late 70s and early 80s, when the Reds dominated Europe just as they are doing now.

With what was at stake it was no surprise to see this game start slowly. Jose Mourinho had said his side would come here to attack, but they dropped inside their own half every time Liverpool had the ball and the Reds were finding space hard to find.

Rafa had stated his intention by starting with Steven Gerrard at the centre of the midfield and with two strikers in Dirk Kuyt and Peter Crouch. And it was Liverpool who did all of the early pressing, without really threatening to test Petr Cech in the Chelsea goal.

That was until the 22nd minute, when Daniel Agger scored and sent an already noisy Anfield into an absolute frenzy. It came from a free kick on the left of the Chelsea penalty area. Steven Gerrard fooled everyone when he rolled the ball back to Agger 12 yards from goal and he finished superbly side footed.

We needed a great save by Reina from danger man Drogba just minutes later and Chelsea got on the front foot for the first time as half time approached, but Agger's goal had levelled the tie and it was game on when the sides went in for the break.

The game was on a knife edge. A goal for Liverpool would put them in pole position, but a goal for Chelsea would leave the Reds needing two. Steven Gerrard though wasn't about to stick, he wanted to force the issue and only the timely intervention of Ashley Cole deprived him of a run on goal with the second half just minutes old.

Chelsea responded with a shot wide from Cole, but Liverpool were soon back on the attack and it took a brilliant save from Cech to stop Crouch's far post header after Pennant's cross had picked him out.

Liverpool were looking the more likely and they came desperately close again in the 59th minute when this time Riise's cross found the head of Kuyt; and he rattled the Chelsea crossbar with Cech beaten.

The chances kept coming for Liverpool. Next it was a last ditch deflection that sent Pennant's fierce shot over the crossbar and into the Kop. The Reds were on top, but the question on everyone's lips was would the goal come; and would Chelsea come again.

Liverpool escaped when Carragher deflected the ball just inches over his own crossbar with Drogba closing in, but as the clock ticked towards 90 minutes it became obvious that we would have extra time.

It was again Liverpool who had the better chances in extra time. It took a great block to stop Riise's goalbound effort and all of Anfield thought they'd scored the winner when Kuyt slammed the ball home after Cech could only parry Alonso's shot, but they were cruelly denied by what looked a wrong offside decision. And in the dieing minutes, it took another fine Cech save to deny Kuyt a certain winner.

So it was penalties and it was just like Istanbul with Liverpool's goalkeeper and penalty takers again proving they had the greater strength of mind. Zenden scored, Reina saved from Robben , Alonso scored, Lampard scored, Gerrard scored, Reina saved from Geremi and then Kuyt scored. What a night!

copied from www.liverpoolfc.com
Share:

Tuesday, 1 May 2007

Liverpool vs Chelsea

nanti malam, Liverpool akan memainkan second leg semifinal liga champion melawan Chelsea. pada leg 1st, the reds takluk 1-0. nanti malam mereka butuh kemenangan minimal 2-0 untuk lolos ke final seperti musim 2004/2005 dimana the anfield gank maju ke final untuk kemudian men jadi juara setelah mengalahkan milan dalam sebuah partai dramatis yang diakhiri dengan adu penalti.
semoga nanti malam, pool bisa kembali menaklukan the blues (minimal) 2-0 seperti yang mereka lakukan di premiership Januari lalu. Go Reds, Go!
Share:

Tuesday, 13 February 2007

You'll Never Walk Alone




when you walk through a storm
hold your head up high
and don't be afraid of the dark
at the end of the storm
there's a golden sky
and the sweet silver song of a lark
walk on through the wind
walk on through the rain
though your dreams be tossed and blown
walk on with hope in your heart
and you'll never walk alone
you'll never walk alone
Share:

c'est moi

Member of

1minggu1cerita