Welcome Benvenuto Assalamualaikum Bienvenue Selamat Datang hua-nyíng-gua-nglín Willkommen Bienvenido Sugeng-Rawuh hwangyong-hamnida Wilujeung-Sumping Welkom Velkommen Aloha Salamaik-Datang Sawasdee

Wednesday, 26 October 2022

Kali Kedua



Kali kedua, pada yang sama...

Akhir-akhir ini, lagu ini sering sekali nongol. Nyalain radio, yang diputar lagu ini. Pas makan, lagu ini juga. Bahkan pas di lapangan tennis, lagu ini juga yang diputar. Oh iya, ini lagunya Raisa yang paling saya suka. Dulu, pada masanya, lagu ini sering banget saya denger, sehingga ketika mendengarnya lagi sekarang, jadi mengingatkan ke sebuah tempat yang sangat indah. 

Oya, lewat lagu ini, Raisa dapat beberapa penghargaan dan yang paling keren tentu saja sebagai Artis Solo Pop Wanita terbaik di tahun 2016 lalu. Di lagu ini, Raisa bercerita tentang bagaimana rasanya jatuh cinta lagi pada seseorang yang dulu pernah hadir. Lagunya seperti lagu Raisa yang lain dengan nada yang indah, melankolis, dan romantis. Liriknya sendiri ditulis oleh Dewi Lestari yang memang jago membuat kata-kata yang puitis. 

Kali kedua, pada yang sama, sama indahnya...





Share:

Saturday, 13 August 2022

Healing, Bestie: Episode Datar Pinus

 


Akhirnya...

Setelah menunggu sekian lama, akibat pandemi, saya kembali bisa menikmati alam terbuka. Yup, setelah terakhir camping di tahun 2019, di akhir Juli kemarin dan awal Agustus ini bisa camping lagi bersama keluarga, di dua tempat yang berbeda malah.

Tempat pertama yang kami datangi adalah Datar Pinus. Dari namanya saja tentu sudah terbayang tempatnya seperti apa. Yup, kami berkemah di hutan pinus yang dingin dan mistis, wuuuuuu. Lokasinya yang di atas perbukitan membuat pemandangan di kawasan ini sangat menakjubkan. Kita bisa melihat hamparan kebun teh yang membentang luas di depan mata. Mendengar aliran sungai Palayangan yang mengalisr dari situ Cileunca, serta bisa juga menikmati terbitnya matahari di pagi hari. Emeijing.

Untu mencapai lokasi, dibutuhkan waktu sekitar kurang dari 2 jam perjalanan dari Bandung. Karena kami berangkatnya hari Sabtu, lalu lintas cukup padat. Terutama dari Soreang menuju Banjaran. Untuk yang dari luar kota, enaknya menggunakan Tol Seroja, dan keluar di pintu tol Soreang. Klu melewati jalur utama, jalannya cukup mudah. Dari Soreang jalan terus menuju Banjaran, terus belok ke jalan Banjaran-Pangalengan. Tapi karena kami menggunakan dan mempercayakan kepada Google Map, alhasil kami melewati jalan-jalan kecil yang ketika papasan dengan mobil lain, harus ada yang mengalah. hehehe. Tapi secara waktu tempuh memang lebih cepat. Tapi ya itu, masuk ke jalanan kampung. Tapi jalannya cukup bagus kok. Hanya beberapa titik saja yang aspalnya sedikit rusak. 


Lokasi perkemahan Datar Pinus berada di pinggir jalan Pangalengan - Ciwidey. Hanya 100 meter saja dari jalan tersebut. Namun kondisi jalan masuk ke perkemahan masih tanah dan berbatu. Kalau hujan, akan berlumpur dan licin. Jadi pengguna mobil kecil seperti saya ini, sangat PR sekali. Mesti pelaaaaaan banget dan harus pilih pilih jalur. Lalu jalannya cuma cukup untuk satu mobil saja. So, It was a quite breathtaking moment, for us. Bagi yang menggunakan mobil LMVP atau SUV, sepertinya tidak terlalu bermasalah ya. Lanjut sajo. 

Kami sampai jam 11.30. Setelah melakukan check-in dan konfirmasi booking, kami langsung memilih tempat. Tempat di bagian depan sudah penuh. Tenda-tenda besar sudah berdiri, dan sudah cukup ramai. Bagian depan ini juga spot untuk yang menyewa tenda dari pengelola. Lokasinya memang bagus. Langsung menghadap ke kebun teh dan di bagian depan. Tenda dari pengelola merupakan tenda dari Quechua tipe Arpenaz 4.1. Kami dapat di bagian agak belakang, tapi alhamdulillah, posisinya persis di sisi tebing, jadi mendapatkan view yang sama dengan spot bagian depan. Meskipun di sisi tebing, lokasinya sangat aman bahkan untuk anak-anak. Ada pagar bambu dan pagar alami (ada tumbuhan yang mengitari tebing. Jangan ditanya nama tumbuhannya ya...). 


Karena sudah lama tidak camping lagi, butuh waktu satu jam lebih untuk kami mendirikan tenda. Sekain itu, anginnya cukup kencang sehingga sedikit menambah kerepotan. Karena anak-anak agak bosan menunggu, akhirnya saya pasang hammock terlebih dahulu agar mereka bisa bermain. Syukurnya, tepat di samping spot tenda kami ada dua pohon pinus yang jaraknya sangat ideal untuk hammock. Setelah tenda berdiri, istirahat sebentar untuk shalat dan makan, lalu kami menikmati sore dengan berkeliling perkemahan, duduk santai, main gim, dan menikmati kudapan sore. Oya, tenda kami adalah Quechua tipe Arpenaz 4.2 dan cukup leluasa untuk saya dan keluarga. 



Malam hari, setelah menikmati makan malam, saya mencoba menyalakan api unggun. Ini kegiatan yang "PR" banget. Karena sebelumnya saya selalu gagal menyalakan api unggun tanpa bantuan minyak tanah yang banyak. Namun malam itu, untuk pertama kalinya saya berhasil menyalakan api unggun tanpa minyak tanah. Ada bantuan dari beberapa potongan damar bergetah sih ya sebagai bahan bakarnya. Juga buah pinus kering. Anak-anak juga senang mencari pinus untuk dibakar. Bahkan si bungsu yang "jijik" dengan tumbuhan pun mau mencari meskipun jadinya agak repot ya, karena dia butuh tisu untuk memegang buah-buah pinus itu. Api unggun menyala, kita menghangatkan badan sambil bercengkrama sambil anak-anak membakar marshmallow. Ini adalah kegiatan favorit mereka. Makan marshmallow agak hangus sambil mengingat episode Spongebob makan marshmallow dengan Patrick. Suhu di malam hari tidak terlalu dingin. Tubuh saya yang ringkih cukup kuat hingga jam delapan malam tanpa jaket. Terasa dingin banget pas subuh. Ketika terbangun jam tiga subuh untuk buang air kecil. Nah, baju hangat cukup tebal sangat berguna nih. Juga, sleeping bag yang tebal akan membantu tidur. Pulas.


Pagi hari, karena posisi tenda kami tepat di sisi bukit, kami bisa menikmati terbitnya sekaligus hangatnya mentari pagi. Pemandangannya sangat menakjubkan. Melihat hamparan kebun teh diselimuti kabut, gunung di kejauhan serta hamparan awan. Masyaa Allah pokoknya.


Kondisi perkemahan cukup ramai. Hingga sore bahkan malam hari, pengunjung masih berdatangan. Untuk fasilitas perkemahan sendiri cukuplah ya. Ada mushalla, ada toilet dengan air cukup dingin khas pegunungan. Jumlah toiletnya cukup. Untuk kebersihannya, so so lah ya. Engga yang jorok hingga males masuk, tapi ga kayak toilet hotel juga. Hehehe. Kalau buat saya, parameternya adalah anak bungsu saya mau masuk ke kamar mandi tersebut. Di beberapa toilet, ada serangga yang menempel seperti laba-laba. Dan anak saya menemukan seekor belalang tongkat di salah satu toilet. Dia senang. Lalu bilang, "Ayah, Adek menemukan binatang langka." 😁

Untuk biaya yang dikeluarkan untuk menikmati kesenangan ini tidaklah mahal. Sangat-sangat terjangkau. Cukup membayar Rp. 30.000 per orang ditambah Rp. 20.000 untuk mobil. Lalu Rp. 30.000 untuk kayu bakar dan Rp. 15.000 untuk sewa kabel. Yup, di sana ada listrik. Jadi ga perlu khawatir gelap. Cukup bawa lampu saja. Dan kebetulan saya punya lampu emergency yang cukup terang, 18W. Jadi cukup banget untuk semalaman. Jadi total biaya yang dikeluarkan adalah Rp. 185.000 untuk empat orang. Tinggal nambah biaya perjalanan dan makan saja. Affordable-lah ya. 

Oya, untuk yang ingin ke sini, jangan lupa booking dulu. Bisa hubungi nomor berikut +62 822-1830-8551. Cukup di-WhatsApp saja. Adminnya cukup responsif dan cepat. Bisa juga kepoin instagramnya. Klik aja di sini.

Selamat bersenang-senang.
Share:

Friday, 28 January 2022

Symphony yang Indah


I'd like to post another beautiful song. It's called Simfoni yang Indah-A Beautiful Symphony. The song was composed by Robby Lea and was firstly sung by Bob Tutupoly, a famous singer who started singing in the 1960s. Nevertheless, the version I am familiar with is Elfonda Mekel's version. Once, his stage name released the song in 2010. The song itself is very beautiful with romantic lyrics. 

It tells about love, love in the broadest sense. It could be love from parents to their children, love in the romantic sense, and also it could be love to God, as stated in the lyrics Merasuk sukma kalbuku. Dalam hati ada satu. It is said that the is only one God to worship.

In this song, being with someone you love can uplift the spirit and can encourage you to face the challenges of life. It can also heal your ache and all the pain will disappear.

Berpadunya dua insan. Simfoni dan keindahan. Melahirkan kedamaian. Melahirkan kedamaian. Syair dan melodi. Kau bagai aroma penghapus pilu. Gelora di hati. Bak mentari kau sejukkan hatiku.

Enjoy this beautiful song, by Once!






Share:

Thursday, 27 January 2022

Into the Unknown

 


Hi 2022...

Udah lama banget ya ga posting. Eh perasan setiap postingan baru gini mulu depannya. Hehehe... Dasar kedul. Pengen banget rutin nulis, balik lagi ikutan grup, tapi susah ya. So, mari kita mulai saja dari sini. Dari keinginan sendiri.

Jadi, sekarang sudah tahun 2022. Pandemi sudah hampir dua tahun, dan sekarang lagi rame varian Omicron. Duh. Aya aya wae. Semoga dijauhkan dari yang begitu. Cukup jadi penyintas COVID satu kali. Dan semoga semua kembali. Normal. New Normal yang senormal normalnya. Semoga ya.

Nah di awal tahun 2022 ini juga banyak perubahan terjadi. Pada hidup, keluarga, pekerjaan, dan lingkungan. Wow. 2022 dibuka dengan Wow. 

Wow-nya dimana? 

Untuk pekerjaan, now I hold a new position at work. A totally new thing. Benar-benar melangkah ke sebuah tempat yang gelap. Into the Unknown. Dan begitu banyak hal yang baru yang mesti dikerjakan secara bersamaan. Yes, it is a promotion, but it is really a dark place to go. Yes, I earn power, but, as Uncle Ben said, great power comes with great responsibility. I have to deal with this power correectly. 

Ada satu hal yang sangat 'tricky' if I may say. Ngurus orang. Ampun dah. Ada ajaaaa masalahnya. Dengan semua dinamikanya. Dengan semua problematikanya. Such a tough first three weeks in life.

Lalu apalagi? Apa ya... hehehe. Ada satu hal lagi. Tapi ini rahasia. 😁 Dan biarlah menjadi rahasia.

Oya, akhir-akhir ini, entah kenapa setiap hari selalu mendengarkan lagu-lagu Noah. Termasuk lagu-lagunya Peterpan yang diaransemen ulang. Bukan karena video klip Yang Terdalam mendadak hits dan banyak dibuat parodinya, tapi ya emang keren aja. Oya, bicara lagu Peterpan yang diaransemen ulang, menurut saya, yang paling keren itu lagu Di Atas Normal yang dibawakan pada Sounds from the Corner. Itu keren parah aransemennya. Bisa cek di sini.


Tapi klu bicara lagu favorit, saya masih lebih suka Walau Habis Terang. Easy aja lagunya. Klu untuk lagu yang liriknya dalem banget, banyak ya. Ariel emang jago bikin lirik, secara dari bangku sekolah udah rajin bikin puisi ya.

"Tatap jelas mataku jangan ragukan itu. Lihat dalam mataku, kaulah lamunan itu..."





Share:

c'est moi

Member of

1minggu1cerita