Welcome Benvenuto Assalamualaikum Bienvenue Selamat Datang hua-nyíng-gua-nglín Willkommen Bienvenido Sugeng-Rawuh hwangyong-hamnida Wilujeung-Sumping Welkom Velkommen Aloha Salamaik-Datang Sawasdee

Friday, 28 September 2012

Pertemuan


Setelah pertemuan itu, aku terpuaskan
lama sudah ku menunggu saat-saat tadi
kasih terpadu, jiwa terhangatkan

Goresan tinta merah menari diputihnya kertas hati
meluruhkan lara dan nestapa
membirukan dunia

Kemana saja engkau sang terkasih
syair ini tercipta lama
menunggu sebuah pertemuan.
Share:

Friday, 21 September 2012

"Umpteen, Thank You"


Bahasa Inggris. Itulah kunci utama komunikasi di era sekarang. Hampir semua hal terkini berbau bahasa asing yang dinyatakan sebagai bahasa komunikasi dunia.  Kemampuan berbahasa Inggris memang sangat dituntut sekarang ini. Bagi siapa saja, termasuk guru. Nah, berbicara tentang guru dan bahasa Inggris, saya punya pengalaman menarik beberapa waktu yang lalu.  Pengalaman ini saya peroleh di sebuah seminar Internasional yang dihadiri oleh guru Sains terbaik dari Asia Tenggara-juga dihadiri oleh guru dan pakar dari Jepang dan Amerika Serikat.
Seorang guru sains mempresentasikan makalahnya. Awalnya saya tidak begitu mempedulikan. Memang awalnya saya sudah melihat poster yang dimiliki bapak ini. Terdapat beberapa kesalahan, dan saya fikir, wajarlah. Namanya juga bukan penutur asli. Setelah beliau menyelesaikan paparannya, beliau menampilkan slide terakhir dari paparannya. Disinilah saya tertarik dan agak geli juga. Disana tertulis, "Umpteen, Thank You".  Teman saya, Je, sontak bertanya, "hmmm... umpteen...??? naon hartina eta teh ju? (Apa itu artinya ju?". "duka atuh... urang ge karek apal. Teangan je di Google (Ga tau... saya juga baru dengar. Coba dicari di Google)", begitu jawab saya.
Dan setelah dicari, ternyata umpteen adalah "Relatively large but unspecified in number: umpteen reasons; umpteen guests." (sumber: http://www.thefreedictionary.com/umpteen). Setelah membaca itu baru saya mengerti. "Ooooooo...", ucap saya pada Je. Jadi artinya "sekian". Jadi maksud si Bapak tadi, Sekian Presentasi saya, Terima kasih (beliau-atau mesin- terjamahkan dengan "Umpteen, Thank you).  Sontak saja saya ketawa... Jadi maksudnya itu. Hadew. *tepok jidat... (memimjam istilah echiimuts).  Si Bapak bermaksud mengatakan Sekian (sampai sebegitu: ~ lah uraian mengenai teori baru ini, sumber: www.kbbi.web.id), yang terjadi malah Sekian yang bermakna "sebanyak itu (ini)".  Padahal beliau cukup mengatakan, Thank you, atau bisa mengganti umpteen dengan The End, That's All etc.  Saya ga tau apa komentarnya bule Amerika atau ibu-ibu dari Malaysia dan Brunei atau kokoh dari Singapur. Ya, begitulah guru kita.  Tapi, poin positifnya, saya diperkenalkan dengan kosakata baru, Umpteen. Terima kasih, Pak! Selain masalah Umpteen masih ada lagi kesalahan yang bikin geli yang terjadi, seperti "Free Test" (maksudnya Pre-test), "guided me with your fellings (maksudnya mungkin feeling).  
So, karena memang sudah tuntutan zaman, bahasa Inggris memang harus dikuasai dengan baik tidak hanya untuk guru-guru tetapi bagi siapa saja yang tidak ingin tertinggal. Let's start to speak English!  
Share:

Wednesday, 12 September 2012

"menulis"

Menulis. Saya memberi judul tulisan ini dengan "menulis", menggunakan dua tanda petik. Mengapa demikian? Karena saya memang sedang menulis saat ini, di blog ini-kegiatan yang sudah sangaaaaat lama saya tinggalkan. Saja cek, postingan saya yang terakhir tertanggal 12 Septem 2011. WoW. Setahun yang lalu.  Banyak hal yang sebetulnya ingin saya tuliskan, tapi ya itu, banyak malasnya. hehe.
Saat ini saya memang sedang "menulis". THESIS. Tulisan ilmiah sebagai syarat kelulusan dari jenjang magister. Ini tahun terakhir saya di UPI (read: seharusnya). Dan saya cukup mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas berat itu. Pertama karena memang topik yang saya pilih. Kedua karena ketergantungan terhadap orang lain. Jadi penelitiannya dilaksanakan di sebuah sekolah menengah, sedangkan saya bukanlah seorang guru, jadi saya meminta bantuan teman. Alasan ketiga sangat klasik, MALAS. Hantu malas ini sering menghinggapi, bahkan menggerogoti etos kerja saya ketika sudah berhadapan dengan komputer. Bawaannya pengen mengerjakan yang lain dulu (read: browsing, main games). 
Sekarang sih sudah rampung 50%, dan saya harus bisa menyelesaikan sisanya sesegera mungkin.  Mulai saat ini, saya bertekad akan menyelesaikan PR tersebut. Untuk kebaikan saya sendiri. Ya semoga diberi kemudahan. Aamiin YRA.

Share:

c'est moi

Member of

1minggu1cerita