Welcome Benvenuto Assalamualaikum Bienvenue Selamat Datang hua-nyíng-gua-nglín Willkommen Bienvenido Sugeng-Rawuh hwangyong-hamnida Wilujeung-Sumping Welkom Velkommen Aloha Salamaik-Datang Sawasdee

Sunday, 8 October 2017

Ketan


Kuliner. Kata yang selalu disukai banyak orang. Kenapa? Karena banyak orang suka makan sambil berwisata. Termasuk saya. Kebetulan saya bertugas di tempat yang memungkinkan untuk begitu. 
Ngomong-ngomong masalah makanan favorit dan khas, saya ingin memperkenalkan makanan asal kampung halaman; Sumatera Barat. Pasti tau dong, Sumatera Barat sangat terkenal akan makanannya. Bahkan menurut CNN Travel, Rendang adalah makanan terlezat no. 1 di dunia! Numero Uno, Bro and Sis. Namun saya tidak akan membahas makanan utama masyarakat Minang tersebut. Saya ingin memperkenalkan-bagi yang belum kenal, penganan khas ranah Minang yang terbuat dari beras ketan.

Lamang
lamang tapai
Lamang adalah makanan yang terbuat dari beras ketan yang dicampur dengan santan. Ada dua jenis lamang yang sangat terkenal. Yang pertama adalah lamang tapai (seperti gambar, yaitu lamang yang dimasak dalam bambu dengan cara dibakar lalu disajikan dengan tapai, tape ketan hitam. Sebetulnya lamang tapai dapat dijumpai setiap hari, namun ia lebih populer di saaat Ramadhan dan Idul Fitri. Di Bandung, anda dapat menjumpai lamang tapai setiap malam di kawasan Cikapundung, Asia Afrika. 
nasi lamak sarikayo
Ngomong-ngomong soal makanan khas bulan Ramadhan, lamang sarikayo adalah makanan yang selalu ada, terutama di daerah saya, Kabupaten Tanah Datar. Namun sedikit berbeda, lamang-nya tidak dibakar dalam bambu. Karena dibakar langsung dengan daun, aroma kebakarnya bikin sedap dan terdapat bagian-bagian yang agak gosong, ditambah dengan rasa sarikayo yang manis jadi mantap sebagai ta'jil berbuka puasa.

lamang baluo
Lalu ada lamang basangai, atau ada pula yang menyebutnya lamang baluo. Lamang ini seperti lemper, kalau di Jawa, namun seperti kebanyakan penganan dari ranah Minang lain, isi lamang basangai adalah parutan kelapa dengan gula. Lamang ini dimasak dengan cara disangai atau disangrai. Aroma daun terbakarnya sangat menggugah selera. Di Bandung, anda dapat menemukan lamang basangai ini di Rumah Makan Nasi Kapau di Dipati Ukur.

Nasi Katan
katan pisang
Selain lamang, beras ketan juga bisa dimasak seperti nasi. Orang Minang menyebutnya nasi katan. Nasi katan atau biasa disebut juga dengan cukup katan saja, biasanya dimakan saat sarapan pagi bagi masyarakat Minang. Dapat dimakan langsung dengan menambahkan kelapa parut, dan gula, bila ingin rasanya manis. Saat sarapan ini, biasanya nasi katan dimakan dengan pisang goreng dan secangkir kopi hitam. Duh, nikmatnya. katan dan pisang goreng ini juga bisa ditemui di depan monumen perjuangan Jawa Barat (depan Unpad) setiap pagi.

katan durian
Selain itu, nasi katan juga sangat populer dimakan dengan Durian. Yup, kami masyarakat Minang menyebutnya katan durian. Rasa ketan yang gurih bertemu dengan rasa durian yang legit, membuat kombinasi makanan ini sangat populer di kalangan masyarakat Minang. Di Cijerah, terdapat warung yang menjual katan durian ini, yakni Rumah Makan Mangkuto.
Untuk masakan olahan, terdapat katan sarikayo. Perbedaannya dengan lamang sarikayo selain olahan beras ketannya adalah penyajiannya. Katan sarikayo lebih ke jajanan pasar, yang ada setiap saat. Selain itu, agar tampilannya lebih menarik sarikayo-nya seringkali diberi pewarna makanan. Katan sarikayo ini banyak dijumpai di tempat-tempat jajanan pasar, dan kalau di Bandung dapat dijumpai di Rumah Makan Nasi Kapau Dipati Ukur.
katan sarikayo


Nasi Lamak
Nasi lamak secara harfiah berarti nasi enak, dan nasi lamak versi Ranah Minang tentu saja berbeda dengan nasi lemak di Malaysia. Nasi lamak ini terbuat dari beras ketan dengan santan namun dimasak layaknya beras. Di daerah saya, nasi lamak ini biasa disajikan saat pesta perkawinan dan disajikan dengan pisang goreng. Namun tak sering juga dimakan dengan gulai kambing, masakan khas yang ada di setiap pesta pernikahan. Dan rasanya? jangan tanya.... uenak polll.

Duh, daftar makanan ini benar-benar membawa saya kembali ke masa lalu ketika masih tinggal di kampung halaman. Jadi pengen pulaaaaaaang...



*sumber gambar:
lamang dalam bambu (http://takaitu.com/wp-content/uploads/2017/03/q1.jpg)
lamang tapai (http://cdn-media.viva.id/thumbs2/2016/06/12/575ce1cc7ec25-menikmati-lezatnya-lamang-tapai-menu-berbuka-khas-padang_663_382.jpg)
lamang sarikayo (http://rasaminang.byethost18.com/photos/lamang%20sarikayo.jpg?i=1)
lamang baluo (https://pbs.twimg.com/media/DCRkdGWVoAA_hz8.jpg)
katan pisang (http://mw2.google.com/mw-panoramio/photos/medium/48402320.jpg)
katan durian (https://kaafhaya.files.wordpress.com/2012/01/img02234-20120124-1425.jpg)
katan sarikayo (https://images.detik.com/content/2012/09/21/361/095020_ketanlapissrikayacvr.jpg?w=500&q=90)
Share:

6 Comments:

Unknown said...
This comment has been removed by the author.
octyvz said...

wih ketaaaan~

zuhe said...

wih... iya. Jadi kapan ke Pagaruyung? hihi

Anonymous said...

uwooo.. urang awak juooo... paling suka ama lamang tapai... di bandung ketemu yg jual, di surabaya ga adaaa.. T_T

zuhe said...

di Bandung banyak. ada di beberapa tempat...

Merisa Putri said...

yang dilakukan tulisan ini kepada saya adalah jahat ... 😆😆😊

taragak kampuaaaaaaang ... salam kenal 🤗

c'est moi

Member of

1minggu1cerita